Senin, 21 November 2011

Broken Home 2

Ass,
ibu sebelumnya saya sangat berterima kasih karena ada nya fasilitas seperti ini. Dengan seperti ini lah saya berusaha mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata kenyatan di dunia memang tidak seperti yang kita bayangkan.
Ibu, saya terlahir dari latar belakang keluarga yang broken home. Orang tua saya berpisah sejak saya umur 12tahun. Saya mempunyai 2 orang adik laki-laki berumur 15 tahun dan 12 tahun. Saya tinggal bersama ibu saya, saya selalu di didik dengan sikap yang otoriter oleh ibu. Saya merasa kurang nyaman dengan linkungan keluarga saya. Ibu saya sudah menikah dan bapak juga sudah menikah lagi. Karena saya tinggal dengan ibu, ayah tiri saya tinggal bersama saya. Hal itulah yang menyebabkan saya kurang nyaman. Saya setuju memberikan restu karena saya berpikir demi adik-adik saya harus bisa menyampingkan ego saya. Adik-Adik saat itu masih kecil dan masih butuh kasih sayang seorang ayah. Tapi kenyataannya lain, ayah tiri dan ibu saya sering bertengkar. Keluarga baru ibu kurang harmonis, malah memberikan contoh yang kurang baik untuk perkembangan psikis adik-adik saya. Saya harus bagaimana? Keluarga ayah kandung saya, tidak mungkin sebagai tempat curhat saya. Hubungan saya dengan ibu kandung saya kurang baik. Bagaimana dengan adik-adik saya? Bahkan adik-adik saya tidak pernah diberikan suatu contoh yang baik dengan sering bertengkarnya dan mengeluarkan kata-kata kasar. Ayah tiri dan ibu saya sering bertegkar di depan adik-adik dan saya.
Mohon bantuannya? Mohon bimbingannya?
Terima kasih
Ratih

Komentar:
Kasus broken home memang selalu memiliki dampak buruk bagi perkembangan anak. Untuk ibu Ratih, broken di keluarganya terjadi ketika dia berusia 12 tahun. Seperti yang diketahui umur segitu merupakan masa transisi seorang anak dari masa anak-anak dengan masa dewasa. Pada masa itu anak akan mencari jati diri dengan cara meniru lingkungan sekitar. Dia masih sangat butuh tuntunan dari kedua orang tuanya. Namun ibu dari ibu Ratih ini tidak memberikan hal tersebut. Beliau malah bersikap otoriter yang menyebabkan perkembangan psikologis ibu Ratih menjadi terganggu. Belum lagi ditambah pertengkaran yang seharusnya tidak disaksikan oleh ibu Ratih dan adik-adiknya. Dalam hal ini saya menilai orang tua ibu Ratih belum bersikap dewasa sebagaimana mestinya. Ini baru yang dirasakan oleh ibu Ratih. Saya yakin adik-adiknya merasakan hal yang tidak jauh berbeda dengan yang dirasakan oleh ibu Ratih.
Saran saya sebaiknya ada baiknya ibu Ratih mencoba mencari ayah kandung dan membawa adik-adik untuk tinggal disana. Mungkin di rumah ayah kandung, mereka bisa menemukan suasana yang lebih tenang.