Sabtu, 17 April 2010

Tugas 2 Etika Profesi

Nama : Nanda Basyira
Kelas : 3ID03
NPM : 38409012

1. Jelaskan yang dimaksud dengan dilemma moral, beri contoh dalam kejadian dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab:

Dilema moral adalah situasi yang menyebabkan seseorang harus membuat keputusan tentang perilaku yang tepat untuk dilakukannya pada suatu waktu tertentu. Contoh: memuji masakan demi menghargai hasil masakan seseorang.

2. Jelaskan paham kantianisme dan berikan contohnya!

Jawab:

Paham kantianisme merupakan pandangan dasar dari penilaian baik atau buruknya suatu tindakan didasarkan pada suatu penilaian. Penilaian ini tidak terlepas dari motivasi, kemauan baik, dan watak si pelaku. Tokoh besar aliran ini adalah Immanuel Kant (1724-1804), sehingga disebut juga sebagai bapak Kantianisme. Selain disebut Kantianisme, aliran ini juga disebut etika non-konsekuensialisme. Karena penekanannya pada kewajiban, pemikiran ini dianggap juga sebagai etika kewajiban.

Contoh: berbohong untuk menyelamatkan jiwa seorang pencopet dari kejaran masa yang akan menghakimi.

3. Paham utilitariansme banyak dianut oleh para profesional di bidang keteknikan. Jelaskan alasannya!

Jawab

Utilitarianisme berpegang pada kaidah dasar: bahwa sesuatu dikatakan baik atau benar, bukan karena sesuatu itu dinyatakan baik oleh Tuhan atau masyarakat; sesuatu dinyatakan baik kalau sesuatu yang dimaksud itu mempunyai nilai utility (nilai guna bagi kebaikan manusia). Kalangan utilitarian kemudian mendefinisikan apa yang dimaksud nilai guna (utility) itu. Secara umum biasanya mereka mengartikan utility dengan kebahagiaan (happiness). Jadi, menurut mereka, sesuatu dikatakan baik kalau sesuatu yang dimaksud itu mendatangkan kesenangan dan kebahagiaan bagi hidup manusia. Utilitarianisme dalam perkembangannya pernah menjurus pada faham hedonisme: apapun, obat-obatan, mabuk atau apapun, yang penting membuat kita senang adalah baik. Namun tidak semua kaum utilitarian setuju dengan model penafsiran utility yang bernuansa hedonisme seperti ini. Mereka tidak setuju dengan model kesenangan jasadiyah seperti ini, karena itu mengajuakan tiga model penafsiran lain yakni: pengalaman yang bernilai bagi kehidupan, keberagaman pilihan, dan keberagaman pilihan yang rasional. Dengan begitu, kebahagiaan sekarang diartikan sebagai tercapainya pengalaman yang bernilai bagi kehidupan atau ketersedianya pilihan yang rasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar